yTgHrJNGzV02Lg3RjKe6YGboXHd6n74ahZPu0z0D
Bookmark

Perbedaan Mendidik, Mengajar, Pendidik dan Pengajar

Perbedaan Pendidik dan Pendidikan menjadi topik hangat yang banyak digemari saat ini. Lalu apakah perbedaan dari keduanya? Pendidik merupakan tenaga dalam Pendidikan yang memiliki kualifikasi tertentu dan biasanya disebut dengan istilah guru, dosen, tutor atau konselor. Sementara Pendidikan merupakan usaha yang secara sadar dan sudah terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran  yang aktif untuk mengembangkan potensi dari anak didik. Meski keduanya berkaitan erat, perbedaan konsep dari keduanya perlu dipahami karena perannya yang berbeda.

Di sisi lain, terminologi pendidik dan Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari istilah mendidik, mengajar dan pengajar. Istilah-istilah tersebut secara bergantian digunakan, karena memiliki esensi yang berbeda dan penting untuk dipahami. Lalu apakah perbedaannya? Apakah konsep keempat istilah tersebut sama?

Apa Perbedaan Mendidik dan Mengajar? Apakah sama dengan Perbedaan Pendidik dan Pengajar?

Satu hal yang berkaitan antara mendidik dan mengajar adalah tenaga dalam Pendidikan yang melaksanakan dengan istilah guru. Sebagai seorang pendidik, guru tidak hanya mengetahui tentang materi akan diajarkan. Tetapi, harus mempunyai kepribadian yang kuat dan bisa dijadikan panutan bagi siswa-siswanya. Dalam mendidik, guru juga harus melatih keterampilan, sikap dan mental dari anak didik. Penanaman keterampilan, sikap dan mental ini tidak bisa sekedar diketahui saja, tapi juga harus dikuasai dan dipraktikkan dengan baik.

Ilustrasi Pendidik

Mendidik merupakan tindakan dalam menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap materi yang disampaikan. Penanaman nilai-nilai akan lebih efektif dalam praktiknya jika diimbangi dengan adanya contoh dari guru. Dengan demikian, siswa bisa meresapi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari siswa. Jadi, guru tidak hanya memiliki peran dalam menjejali anak dengan semua ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan dalam mentransfer nilai-nilai atau transfer of values.

Sebagai pendidik, guru juga harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

  • Seorang pendidik perlu menjadi contoh yang baik bagi siswanya. Ini tidak berarti guru harus sempurna tanpa kesalahan. Sebaliknya, guru adalah manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan. Namun, guru harus berusaha untuk menghindari tindakan yang dapat merugikan citra dan martabatnya.
  • Guru harus memiliki pemahaman mendalam tentang siswanya. Ini tidak hanya mencakup kebutuhan, cara belajar, dan gaya belajar mereka. Lebih dari itu, guru harus mengenal sifat, bakat, dan minat unik setiap siswa sebagai individu yang berbeda-beda.
  • Pendidik perlu memahami berbagai metode penanaman nilai dan bagaimana mengaplikasikannya secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal.
  • Guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tujuan pendidikan di Indonesia agar dapat memberikan panduan yang tepat saat memberikan bimbingan kepada siswa.
  • Guru perlu memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang diajarkan. Selain itu, mereka harus terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan mereka, baik terkait dengan materi ajar maupun peningkatan keterampilan mengajar agar dapat menjadi profesional yang lebih baik.

Sementara peran guru sebagia pengajar sering diartikan sebagai menyampaikan materi pelajaran dengan siswa. Dengan posisi sebagai guru, kita harus aktof dalam menempatkan diri sebagai imposisi atau penuang materi ajar dengan siswa. Sedangkan, pihak lain seperti siswa secara pasif menerima materi yang diberikan sehingga proses pengajaran bisa saja bersifat monoton. Peran Guru sebagai pengajar tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga  melakukan kegiatan lainnya agar proses pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan yang ditetapkan. 

Ilustrasi pengajar

Mengajar adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan peluang kepada siswa untuk terlibat dalam proses belajar. Hal ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Oleh karena itu, peran guru sebagai pengajar tidak hanya terbatas pada memberikan informasi, tetapi juga melibatkan strategi bagaimana menciptakan lingkungan yang mendorong siswa untuk belajar secara efektif.

Guru memiliki sejumlah langkah untuk meningkatkan pembelajaran siswa, sebagaimana disarankan oleh E. Mulyasa:

  • Membuat Ilustrasi: Menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa, memberikan pemahaman tambahan.
  • Mendefinisikan: Menyajikan materi secara jelas dan sederhana dengan menggunakan latihan, pengalaman, dan pemahaman siswa.
  • Menganalisis: Membahas masalah secara terperinci, memecah pembelajaran menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dipahami.
  • Mensintesis: Menggabungkan kembali bagian-bagian pembelajaran ke dalam suatu konsep utuh, memastikan hubungan antarbagian terlihat jelas.
  • Bertanya: Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam untuk memperjelas pemahaman siswa.
  • Merespon: Responsif terhadap pertanyaan siswa untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
  • Mendengarkan: Memahami siswa, menyederhanakan masalah, dan membuat kesulitan terlihat jelas.
  • Menciptakan Kepercayaan: Membangun kepercayaan siswa terhadap keberhasilan guru dalam membentuk kompetensi dasar.
  • Memberikan Pandangan Bervariasi: Melihat materi dari berbagai sudut pandang dan menyajikan masalah dalam kombinasi yang beragam.
  • Menyesuaikan Metode Pembelajaran: Sesuaikan metode dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa, serta mengaitkan materi baru dengan yang telah dipelajari.
  • Memberikan Nada Perasaan: Membuat pembelajaran lebih bermakna dan hidup melalui antusias dan semangat.
  • Membedakan Mendidik dan Mengajar: Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan, sementara mendidik adalah menanamkan nilai-nilai karakter melalui materi pembelajaran.

Kesimpulan

Perbedaan antara pendidik dan pengajar dalam peran seorang guru dapat dipahami dari dua konteks yang telah dijelaskan termasuk juga perbedaan pendidik dan pendidikan. Guru tidak hanya memberikan pelajaran di dalam lingkungan sekolah, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik murid-muridnya. Oleh karena itu, seorang guru perlu menyadari perbedaan antara kedua istilah tersebut agar dapat melaksanakan tugasnya dengan benar.

Penting untuk dicatat bahwa pendidik dan pengajar sebenarnya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Saat proses belajar mengajar berlangsung, seorang guru dapat menyematkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa-siswinya. Selain itu, guru berperan sebagai contoh atau teladan dalam perilaku baik di kehidupan sosial.

Dengan demikian, keberhasilan seorang guru dalam mendidik siswa-siswinya dapat tercermin dari perubahan positif dalam perilaku mereka. Seorang guru dianggap gagal jika tidak mampu mengubah perilaku siswa-siswinya menjadi lebih baik dan beretika.

Posting Komentar

Posting Komentar